Selasa, 30 November 2010

Band Scorpions Resmi Bubar


Scorpion resmi dibentuk pada tahun 1969 oleh Rudolf Schenker (Rhytm gitar/Vokal), Karl-Heinz Follmer (Lead Gitar), Lothar Heimberg (Bass), dan wolfgang Dziony (Drum). Pada tahun 1971, Michael Schenker (adik Rudolf Schenker) bergabung kedalam band sebagai lead gitar, selain itu bergabung juga Klaus Meine sebagai vokalis baru. Tahun 1972 mereka merekam 'Lonesome Crow' yang menjadi soundtrack sebuah film di Jerman 'Das Kalte Paradies'. Meskipun mereka gagal mendapatkan perhatian publik, sebuah band rock tahun 70-an UFO merasa tertarik pada permainan gitar Michael Schenker dan berminat untuk menyewanya sebagai lead gitar. Pada tahun 1973, Michael keluar dan digantikan oleh Uli Jon Roth, dibawah bimbingannya, Scorpion menelorkan 4 album berturut-turut bersama RCA Record : Fly to The Rainbow (1974), In Trance (1975), Virgin Killer (1976), dan Taken by Force (1977). Meskipun album-album mereka tersebut gagal mendapatkan perhatian serius oleh publik di Amerika, namun mereka mampu meraih sukses di Jepang. Pada saat rilis Taken by Force, Roth memutuskan untuk keluar dan membentuk Electric Sun setelah merasa bahwa arah bermusiknya berbeda dengan scorppion. Tokyo Tapes adalah double live album yang mereka rekam di Tokyo bersama Roth rilis pada tahun 1978. Segera setelahnya Roth pun keluar dari band.
Pada tahun 1979, Michael dipecat dari UFO karena kecanduannya terhadap alkohol yang cukup parah, ia pun kembali bergabung bersama Scorpions yang sebelumnya band ini telah menandatangani kontrak dengan Mercury records. Mereka kemudian merilis 'Lovedrive' dan pada tahun yang sama mereka menjalani tur Amerika pertamanya, Tapi sayangnya mereka kembali gagal memperoleh perhatian dari publik Amerika bahkan album Lovedrive dilarang edar di Amerika karena penggunaan cover yang terlalu vulgar. Masih terjebak dalam jerat alkohol dan obat-obatan, Michael berulang kali melewatkan jadwal tur yang mesti mereka tempuh, hingga Scorpions harus menyewa gitaris Matthias Jabs untuk menggantikan Michael pada saat mereka konser. Michael akhirnya keluar dari band untuk yang kedua kalinya.
Kini dengan susunan formasi Klaus Meine (Vokal), Rudolf Schenker (Gitar), Matthias Jabs (Lead Gitar), Francis Buchholz (Bass) dan Herman Rarebel (Drum), mereka merilis 'Animal Magnetism' pada tahun 1980 dan kembali mengadakan tur dunia. Secara mengejutkan album ini meraih emas di Amerika, dan Scorpions segera kembali ke studio rekaman untuk merekam rilis album berikutnya. Masalah baru muncul ketika Meine tiba-tiba kehilangan suaranya dan harus menjalani operasi pada pita suaranya. Banyak gosip menyebar dan mengatakan bahwa Meine telah dipecat dari band dan digantikan oleh Don Dokken. Scorpions membuktikan bahwa rumor yang berkembang selama ini adalah tidak benar dengan kembalinya Meine pada album 'Blackout' yang dirilis tahun 1982. Album ini meraih sukses dunia, di Amerika saja album ini terjual hingga lebih dari satu juta copy. Sukses mereka berlanjut dengan rilisnya album 'Love at First Sting' pada tahun 1984, album ini mempopulerkan lagu 'Rock You Like a Hurricane' yang kemudian menghasilkan double platinum.
Setelah merilis World Wild Live pada tahun 1985, mereka menghilang selama dua tahun dari industri musik. Album ke sepuluh mereka 'Savage Amusement' akhirnya rilis pada tahun 1988, mereka pun kembali meraih sukses dengan lagu 'Rhythm of Love'. Pada tahun 1990, album 'Crazy World' dirilis dan menjadi album mereka yang tersukses sepanjang sejarah, album ini mempopulerkan lagu 'Wind of Change'.
Album Crazy World menjadi album terakhir mereka yang meraih sukses. Pada tahun 1993 mereka merilis 'Face The Heat' yang sayangnya pada saat itu para penggemar mereka sudah tidak tertarik lagi dengan mereka seiring dengan berkembangnya trend musik alternatif pada awal 90-an. Album 'Face The Heat' akhirnya memperoleh emas, dan pada tahun 1995 mereka kemudian merilis album live 'Live Bites'. Kini dengan Basis Ralph Rieckermann dan drumer James Kottak, mereka merilis 'Pure Instinct' pada tahun 1996. Mercury Records merilis double album terbaik Scorpions 'Deadly Sting: The Mercury Years' pada tahun 1997. Album eksperimental mereka dengan style pop-techno melodi 'Eye II Eye' rilis pada musim panas tahun 1999. Album Moment of Glory featuring Berlin Philharmonic Orchestra dan beberapa aransemen ulang dari lagu-lagu lama Scorpion dirilis pada musim gugur tahun 2000.
Scorpions adalah kelompok musik hard rock dari Hannover, Jerman, paling dikenal lewat lagu-lagunya "Rock You Like a Hurricane", "Wind of Change" dan "Still Loving You".
"Wind of Change" adalah salah satu lagu Scorpions yang bertipe balads rock. Lagu ini di buat pada tahun 1989 dan terdapat dalam album Crazy World. Lagu ini menceritakan tentang perubahan politik di Eropa Timur pada waktu itu seperti runtuhnya Tembok Berlin, meningkatnya kebebasan di blok komunis (yang disusul jatuhnya Uni Soviet), dan berakhirnya Perang Dingin.
Dalam album Pure Instinct (1996) mereka bekerja sama dengan dua penulis lagu Indonesia Titiek Puspa dan James F. Sundah dalam lagu "When You Came into My Life".
Scorpions mengakhiri karier musiknya pada tahun 2010, sebagaimana rilis pers mereka tertanggal 24 Januari 2010 di situs resminya. Album terakhir mereka dirilis Maret 2010 diikuti dengan tur dunia.



Nova Arianto Di Pulangkan Riedl





Nova Arianto harus melupakan keinginannya memperkuat timnas senior di Piala AFF 2010. Bek Persib Bandung itu hari ini terpaksa dipulangkan pelatih Alfred Riedl setelah mendapat cedera otot pangkal paha.

Cedera itu diperoleh Nova ketika menjalani latihan. Cedera yang dialami Nova kemungkinan besar tidak bisa pulih dalam rentang waktu yang singkat. Di lain sisi, Piala AFF tinggal menyisakan hitungan hari.

Nova sempat menjalani latihan terpisah kemarin. Selepas menjalani latihan, Riedl memanggil Nova untuk berdiskusi mengenai perkembangan kondisi fisiknya bersama jajaran staf pelatih lainnya.

“Kami terpaksa memulangkan Nova karena dia mengalami cedera. Sepertinya cedera itu membutuhkan waktu lama, kemungkinan satu hingga dua pekan. Tidak mungkin bagi kami untuk menunggu kesembuhan dia. Saya juga sudah bicara dengan dia,” ungkap Riedl usai memimpin anak asuhnya berlatih di lapangan latihan PSSI di kawasan Gelora Bung Karno Jakarta.

“Kondisi ini memang tidak menguntungkan, karena Piala AFF sudah semakin dekat. Saya akan memanggil pemain dari daftar 30 yang sudah didaftarkan. Yesaya Desnam akan dipanggil untuk menggantikan Nova.”

Mourinho Selalu Gagal Di Camp Nou











Selama membela Chelsea dan Inter Milan, Jose Mourinho belum pernah meraih kemenangan di kandang Barcelona di Camp Nou.
Pelatih Real Madrid itu pastinya sedang mendapat tantangan berat saat timnya harus bertandang ke Camp Nou dalam duel big match Primera Liga Spanyol bertajukEl Clasico, Selasa (30/11) dinihari WIB.

The Special One tidak pernah meraih kemenangan dalam enam lawatan terakhir ini, baik saat membesut Chelsea (2004-2007) maupun Inter Milan (2008-2010). 

Saat menangani Chelsea, tercatat Mourinho hanya mampu meraih hasil imbang 0-0 (28/4/09), imbang 2-2 (31/10/06), dan imbang 1-1 (7/3/06). Satu lawatan lagi berakhir dengan kekalahan 2-1 (23/2/05).

Sementara itu, saat menangani Inter Milan, Mourinho menelan dua kekalahan di Camp Nou, yaitu kalah 1-0 (28/4/10) dan kalah 2-0 (24/11/09).

Semua pertandingan di atas terjadi di kompetisi Liga Champions.

Musim lalu, Mourinho berhasil menyingkirkan Barcelona di partai semi-final Liga Champions berkat keunggulan agregat 3-2 karena di kandang Inter menang 3-1 (20/4/10). 

Mampukah Mounriho memecah catatan kurang maksimal tersebut dengan meraih kemenangan di Camp Nou bersama Los Blancos? Kita tunggu saja...

Minggu, 28 November 2010

Nicky Butt dan Fowler Main Di Liga Indonesia

Konsorsium Liga Primer Indonesia (LPI) tidak tanggung-tanggung dalam mempersiapkan kompetisi sepakbola yang lebih kompetitif, profesional dan berkualitas di Tanah Air. Bahkan sederetan bintang kelas dunia masuk dalam bidikan breakaway league tersebut.

Sejumlah nama besar yang disebut-sebut masuk radar LPI adalah Edgar Davids, Robbie Fowler, Diego Tristan, Rigobert Song, dan Nicky Butt. Selain lima pemain tersebut, masih ada beberapa nama lainnya yang belum dapat dikonfirmasi.

Menurut keterangan yang dihimpun GOAL.com, sejumlahmarquee player atau pemain kelas dunia dengan gaji di atas rata-rata saat ini masih dalam proses negosiasi akhir dengan pihak konsorsium, atau menunggu persetujuan dari Arifin Panigoro selaku penggagas LPI.

"Meski belum dapat dipastikan akan bermain di tim mana, Robbie Fowler, Edgar Davids, dan Nicky Butt akan menjadi tiga di antara puluhan pemain bintang lain yang akan merumput di kompetisi LPI," kata Avian Tumengkol, kepala eksekutif (CEO) salah satu tim peserta LPI yang bermarkas di Medan.

Avian menambahkan, status Butt saat ini 90 persen akan bergabung ke salah satu tim LPI, sedangkan Fowler harus berunding dengan istrinya terlebih dulu. Mantan pemain Liverpool itu kini berdomisili di Australia dan masih terikat kontrak dengan Perth Glory, tapi sudah bersedia pindah ke Indonesia. Sedangkan Butt pekan lalu meneken kontrak dengan South China, salah satu klub Liga Utama Hong Kong. Namun dengan penawaran yang lebih menggiurkan dari LPI, bukan tidak mungkin eks bintang Manchester United itu mendarat di Indonesia.

"Kawan-kawan berharap proses akhir ini lancar karena kualitas wasit, pelatih dan pemain kelas dunia merupakan bentuk komitmen LPI untuk menghadirkan kompetisi yang berkualitas pula," lanjut CEO Medan FC itu.

Iain Dowie
Iain Dowie
Hatfield, Inggris
9 Januari 1965

Pemain: Cheshunt (1983–1985), St Albans City (1985–1987), Hendon (1987–1988), Luton Town (1988–1991),  Fulham (pinjaman 1989), West Ham United (1991), Southampton (1991–1995), Crystal Palace (1995), West Ham United (1995–1998), Queens Park Rangers (1998–2001)

Timnas: Irlandia Utara (1990-2000) - 59 caps, 12 gol
Pelatih: Oldham Athletic (2002–2003), Crystal Palace (2003–2006), Charlton Athletic (2006), Coventry City (2007–2008), Queens Park Rangers (2008), Hull City (2010)
Robbie Fowler
Robbie Fowler
Liverpool, Inggris
9 April 1975
Striker

Klub: Liverpool (1993–2001, 2006–2007), Leeds United (2001–2003), Manchester City (2003–2006), Cardiff City (2007–2008), Blackburn Rovers (2008), North Queensland Fury (2009–2010), Perth Glory (2010-)

Timnas: Inggris (1996–2002) - 26 caps, 7 gol
Nicky Butt
Nicky Butt
Manchester, Inggris
21 Januari 1975
Gelandang Bertahan

Klub: Manchester United (1992–2004), Newcastle United (2004–2010), Birmingham City (pinjaman 2005–2006), South China (2010–)

Timnas: Inggris (1997-2004) - 39 caps
Rigobert Song
Rigobert Song
Nkenglicock, Kamerun
1 Juli 1976
Bek

Klub: Tonnerre (1993), Metz (1994–1997), Salernitana (1997–1998), Liverpool (1998–2000), West Ham United (2000–2002), FC Köln (pinjaman 2001–2002), Lens (2002–2004), Galatasaray (2004–2008), Trabzonspor (2008–2010)

Timnas: Kamerun (1993-2010) - 137 caps, 4 gol
Diego Tristan
Diego Tristán
La Algaba, Spanyol
5 Januari 1976
Striker

Klub: Betis B (1995–1998), Mallorca B (1998–1999), Mallorca (1999–2000, 2006–2007), Deportivo La Coruña (2000–2006), Livorno (2007–2008), West Ham (2008–2009), Cádiz (2009–2010)

Timnas: Spanyol (2001-2003) - 15 caps, 4 gol
Edgar Davids
Edgar Davids
Paramaribo, Suriname
13 Maret 1973
Gelandang Bertahan

Klub: Ajax (1992–1996, 2007–2008), AC Milan (1996–1997), Juventus (1997–2004), Barcelona (pinjaman 2004), Inter Milan (2004–2005), Tottenham Hotspur (2005–2007), Crystal Palace (2010)

Timnas: Belanda (1994-2005) - 74 caps, 6 gol


Secara khusus, Avian berharap timnya dapat diperkuat striker kelas dunia seperti Tristan, eks bintang Deportivo La Coruña yang pernah meraih 15 caps bersama timnas Spanyol.

Keberadaan marquee player sendiri bukan tanggungjawab klub, melainkan di bawah wewenang konsorsium yang menentukan para pemain dimasukkan ke klub mana. Nilai kontrak dan gaji mereka bakal langsung dibayar pihak konsorsium, sehingga pihak klub sama sekali tidak perlu menanggung biaya marquee player.

Sementara ini dapat dipastikan, Medan FC bakal ditangani Iain Dowie, mantan pemain Southampton yang pernah melatih beberapa klub Inggris seperti Queens Park Rangers, Crystal Palace, dan Hull City.

Selain Dowie, Avian sudah merekrut Andhika Sarwendha Suksmana, presiden Big Reds yaitu fans club Liverpool di Indonesia. Avian sengaja mendatangkan Andhika ke Medan untuk menempati posisi direktur bidang teknis dan komersial.

Sabtu, 27 November 2010

The Tielman Brothers , Band Favorit The Beatles



The Tielman Brothers adalah sebuah grup musik asal Indonesia. Musik mereka beraliran rock and roll, namun orang-orang di Belanda biasa menyebut musik mereka Indorock, sebuah perpaduan antara musik Indonesia dan Barat, dan memiliki akar di Keroncong. The Tielman Brothers adalah yang band Belanda-Indonesia pertama yang berhasil masuk internasional pada 1950-an. Mereka adalah salah satu perintis rock and roll di Belanda. Band ini cukup terkenal di Eropa, jauh sebelum The Beatles dan The Rolling Stones.
The Tielman Brothers pernah tampil di Istana Negara Jakarta dihadapan Presiden Soekarno. Mereka adalah anak dari Herman Tielman asal Kupang dan Flora Lorine Hess asal Semarang. Karier rekaman mereka dimulai ketika keluarga Tielman pada tahun 1957 hijrah dan menetap di Breda, Belanda. Nama The Tielman Brothers lebih dikenal di Eropa, terutama Belanda. Di Indonesia sendiri, nama The Tielman Brothers masih menjadi nama yang asing, sebuah kenyataan yang sangat disayangkan.


Aksi panggung The Tielman Brothers yang atraktif
The Tielman Brothers dipercaya lebih dulu memperkenalkan musik beraliran rock sebelum The Beatles. Aksi panggung mereka dikenal selalu atraktif dan menghibur. Mereka tampil sambil melompat-lompat, berguling-guling, serta menampilkan permainan gitar, bass, dan drum yang menawan. Andy Tielman, sang frontman, bahkan dipercaya telah mempopulerkan atraksi bermain gitar dengan gigi, di belakang kepala atau di belakang badan jauh sebelum Jimi Hendrix, Jimmy Page atau Ritchie Blackmore


Perjalanan musik The Tielman Brothers dimulai di Surabaya pada tahun 1945, dimana empat kakak beradik laki-laki dan seorang adik perempuannya, Jane, sering tampil membawakan lagu-lagu dan tarian daerah. Kemampuan musik mereka diturunkan dari sang ayah, Herman Tielman, seorang kapten tentara KNIL, yang sering bermain musik bersama teman-temannya dirumahnya di Surabaya.
Berawal dari ketertarikan Ponthon untuk memainkan contrabass yang diikuti saudara-saudaranya yang lain. Reggy mempelajari banjo, Loulou mempelajari drum, dan Andy mempelajari gitar. Penampilan pertama mereka pada acara pesta di rumahnya membuat teman-teman ayahnya kagum dengan membawakan lagu-lagu sulit seperti Tiger Rag dan 12th Street Rag. Sejak saat itu mereka sering tampil di acara-acara pribadi di Surabaya. Tawaran tampil pun berdatangan dari berbagai daerah di Indonesia. Sampai pada akhirnya pada tahun 1957 mereka sekeluarga memutuskan untuk hijrah ke Belanda.


Andy Tielman - vokal, gitar
Reggy Tielman - gitar, banjo, vokal
Ponthon Tielman - contrabass, gitar, vokal
Loulou (Herman Lawrence) Tielman - drum, vokal
Jane (Janette Loraine) Tielman - vokal

Kamis, 25 November 2010

Para Pengkhianat El Clasico





Barcelona - El Clasico merupakan laga yang selalu memberikan kenangan, terlebih bagi seorang "pembelot". Seperti apa kesan dari Michael Laudrup, yang pernah berseragam Barcelona dan kemudian memperkuat Real Madrid? 

Laudrup adalah pemain internasional Denmark yang berkarir tahun 1981-1998. Pria kelahiran 15 Juni 1964 itu pernah memperkuat sejumlah klub Eropa seperti Juventus, Lazio, Barcelona, mau pun Real Madrid. Dengan menilik klub yang pernah ia perkuat, maka Laudrup pernah merasakan derby-derby panas dan juga big match. 

Bersama Juventus, Laudrup merasakan derby menghadapi Torino. Sedang dengan Lazio ia juga merasakan atmosfer panas derby della Capitale. Pemain yang membawa Denmark menjuarai Piala Konfederasi 1995 itu juga mengetahui seperti apa laga derby della Madoninna. 
Namun di antara semuanya, Laudrup paling terkesan dengan laga El Clasico antara Real Madrid kontra Barcelona. 

"Partai-partai tersebut merupakan big match. Namun saya pikir laga Real Madrid kontra Barcelona berbeda dari itu semua," ujar Laudrup dikutip dari Reuters. 

"Saya pikir saat ini Real Madrid dan Barcelona adalah dua tim terbaik di dunia. Bahkan di musim-musim sebelumnya pertandingan El Clasico selalu spesial. Duel ini istimewa bukan karena hanya 90 ribu penonton hadir di stadion atau jutaan orang di Spanyol menyaksikan lewat televisi, namun karena ini merupakan pertandingan di mana seluruh dunia menyaksikannya. Jadi ini berarti bahwa di luar Spanyol laga El Clasico juga sangat sangat spesial."

Laudrup pun merasakan nilai lebih dari El Clasico. Pasalnya ia memperkuat Barcelona di tahun 1989-1994. Selanjutya ia hijrah ke Madrid dan bermukim di Santiago Bernabeu selama dua tahun. 

Pria yang saat ini menukangi Mallorca itu mengaku tidak bisa melupakan kali pertama dia kembali ke Camp Nou dengan status sebagai lawan, Mei 1995. Laudrup bersama tim barunya kalah 0-1 dari sang mantan. "Saat itu merupakan kali pertama di sepanjang karir saya di mana sesuatu dari luar sangat mempengaruhi permainan saya," ujar Laudrup. 

"Setiap saya mendapatkan bola, rasanya ada 100 ribu orang bersiul kepada saya. Saya semula berharap hanya sedikit siulan mengingat saya pernah berada di sini selama lima tahun dan memberikan Barcelona segalanya dan . Namun saya tak pernah memperkirakan karena siulan itu sangatlah keras," kata pria yang mempersembahkan empat titel La Liga bagi Barcelona itu. 

"Setelah pertandingan itu saya sedikit sedih dan marah. Saya tidak bisa memahami mengapa mereka melakukan itu. Kemudian Jorge Valdano (pelatih Madrid kala itu) mengatakan kepada saya: Saya menyadari betapa mereka (suporter Barcelona) sangat mencintai saya," ujar Laudrup. 

"Valdano kemudian berkata: 'Semakin mereka mencintaimu, maka semakin besar pula rasa benci itu, terutama ketika kamu kembali sebagai pemain Real Madrid," lugas pria yang semasa aktif bermain menempati posisi gelandang serang itu. 

Di El Clasico, Laudrup mencetak dua gol. Seluruhnya dibukukan ketika berseragam Barcelona. Gol pertama dia bukukan saat mengantar Barca menang 2-1 atas seteru beratnya itu di La Liga 8 Juni 1991. 

Sedang gol kedua dia torehkan ketika Azulgrana takluk 1-2 dari Los Blancos di leg kedua babak semifinal Copa del Rey musim 1992/93.


*detiksport.com

Mourinho : Sombong itu Anugrah dari Tuhan

Josè Mourinho - Real Madrid (www.marcomaterazzi.it)




    Sikap arogan nan congkak yang kerap diperlihatkan Jose Mourinho memang selalu menimbulkan sebuah kontroversi tersendiri di ranah sepakbola dunia.

    Menyadari dirinya demikian, juru taktik Real Madrid ini justru bersyukur kepada tuhan atas apa yang diberikan hingga dirinya memiliki pribadi yang tak kenal kesahajaan.

    "Saya bersyukur kepada tuhan, karena tidak diberikan kerendahan hati. Apa pasal? Karena hal itu tidak akan membantu kualitas hidup Anda," jelas Mourinho seperti dilansir Tribalfootball.

    Namun, di balik pernyataan Mourinho tersebut, tersampaikan nilai kehidupan yang menjurus ke arah pribadi yang bersikap kukuh.

    "Saya tinggal dan bekerja di dunia di mana Anda tidak dapat memaparkan pemikiran Anda, karena Anda tak akan pernah bisa mengatakan yang sebenarnya. Namun saya tak ingin menjadi orang yang munafik, tidak juga menjadi seorang diplomat."

    "Hal terburuk dalam hidup adalah jika Anda sudah berpikir untuk membandingkan diri Anda dengan orang lain, sadarlah sebab Anda akan selalu kalah dalam perbandingan."

    "Saya sangat menyadari kemampuan saya karena itu penting. Dan saya sangat suka bekerja dengan orang yang sepaham dengan pemikiran saya ini."

    "Karena dengan begitu [tak membandingkan diri dengan orang lain] maka kami akan sama-sama tangguh. Dan dengan begitu pula maka Kami percaya kami punya kualitas terbaik yang tak seorangpun bisa mengalahkan kami."

    "Itulah filosofi saya," pungkas Mourinho.



    *goal.com

    Rabu, 24 November 2010

    Casiopea "Jepang Tapi Bukan Harajuku"



    Casiopea , band asal Jepang yg bermain di jalur Jazz Fusion pada tahun 1979 merilis album perdana mereka yg diberi title Casiopea. Casiopea berdiri pada tahun 1976 yg dimotori oleh Issei Noro (gitar) dan Tetsuo Sakurai (bass). Setahun kemudian tepatnya 1977, Minoru Mukaiya (keyboard) dan Takashi Sasaki (drum) bergabung. Akira Jimbo (drums) sendiri baru bergabung dengan Casiopea pada tahun 1980 menggantikan Takashi Sasaki. Pada album perdana mereka tersebut ada 8 komposisi yang dihadirkan & juga menghadirkan musisi pendukung seperti Randy Brecker (Trumpet), Michael Brecker (Tenor Sax), David Sanborn (Alto Sax) dan Tomato Strings. Delapan komposisi di dalam album Casiopea yaitu : Time Limit, Tears of The Star, Space Road, Midninght Rendezvouz, Far Away, Swallow, Dream Hill dan Black Joke. Seluruh komposisi di album ini di tulis dan diaransemen oleh Issei Noro. Proses rekaman album ini dilakukan di Studio A, Tokyo Jepang sejak Desember 1978 hingga Maret 1979. Album ini dirilis cetak ulang kembali pada tahun 1986 melalui Alfa records Inc Japan yg di distribusikan oleh Pony Canyon.

    Time Limit, komposisi ini mengingatkan saya ketika saya nonton mereka secara live tahun 2002 di Jepang dengan mereka tampil dengan formasi Issei Noro(gitar), Minoru Mukaiya (keyboard), Yoshihiro Naruse (bass), dan Akira Jimbo (drums). Komposisi yg mencoba mendeskripsikan atmosfir balap mobil di sirkuit, dibuka dengan intro awal ketukan drums. Pada lagu tesebut sinkopasi (upnote) dan stacato (shortnote) dipakai bersamaan pada komposisi tsb. Tetsuo Sakurai bermain nada-nada rapat dengan bass-nya. Komposisi ini juga diperkaya dengan tiupan trumpet Randy Brecker, Michael Brecker menggunakan Tenor Sax dan David Sanborn menggunakan Alto Sax.
    Tear of The Star, komposisi dengan tempo slow, dihiasi tiupan saxophone Michael Brecker , Issei Norro bereksplorasi dgn gitarnya.
    Space Road, komposisi ini memberikan sound-sound futuristik, cepat, Minoru Mukaiya & Issei Noro saling mengisi sound-sound yg ada.
    Midnight Rendezvous, komposisi ini menghadirkan tomato strings.
    Far Away, komposisi yg kembali menghadirkan tomato strings, basic awal sound ini mungkin yg mengilhami lahirnya komposisi Asayake.
    Swallow, komposisi dengan beat-beat fusion yg menghentak, patah-patah, cepat, Minoru Mukaiya bereksplorasi dengan synthesizer dan tuts-tuts nya. Ada sedikit solo drums yg dimainkan Takashi Sasaki.
    Dream Hill, komposisi dengan tempo medium yg di isi oleh vokal bahasa jepang & senandung nya Issei Noro.
    Black Joke, komposisi ini menghadirkan Michael Brecker, Randy Brecker juga David Sanborn, masih dengan beat-beat menghentak khas casiopea.



    Formasi Casiopea & musisi yg mendukung serta peralatan yg digunakan pada album ini adalah :
    Issei Noro : Electric & Acoustic Guitar.
    Minoru Mukaiya : Electric & Acoustic Piano, Synthesizers, Yamaha DX-1, Vibe.
    Tetsuo Sakurai Electric Bass.
    Takashi Sasaki : Drums.
    Randy Brecker : Trumpet
    Michael Brecker : Tenor Sax
    David Sanborn : Alto Sax
    Strings : Tomato Strings

    Skid Row "Glam Metal" asal New Jersey



    Skid Row adalah sebuah grup band asal New Jersey, Amerika Serikat, yang beraliran "glam metal" ini terbentuk pada tahun 1986 dengan formasi awal Matt Fallon, Dave Sabo, Steve Brotherton dan Rachel Bolan.

    Grup band ini merupakan salah satu dari generasi terakhir grup hair metal yang sempat sukses dan mencetak hits sebelum digeser oleh aliran grunge di awal tahun 1990. Pada awal masa pembentukan, mereka sering mengadakan konser di klab-klab lokal di bagian Timur, Amerika. Dengan dukungan untuk menjadi band Rock terkenal.

    Akhirnya, dengan formasi baru yaitu Sebastian Bach, Dave Sabo, Scotti Hill, Rachel Bolan dan Rob Affuso mampu menembus dunia rekaman setelah dibantu oleh senior mereka, yang berasal dari grup rock Bon Jovi yang telah sukses terlebih dahulu, yang sama-sama berasal dari New Jersey, yaitu Jon Bon Jovi yang ternyata adalah teman baik Dave Sabo, Skid Row merilis album pertama mereka yang bertitel Skid Row.

    Menyusul pada tahun 1991 Skid Row merilis album kedua mereka Slave to The Grind.

    Nama Skid Row mulai tenggelam. Pertengahan dekade 2000, mereka merekrut Johnny Solinger menggantikan Sebastian Bach dan menjalani konser sebagai band pembuka. Di tahun 2003 mereka merilis album Thick Skin dan menyusul pada tahun 2006 Revolutions Per Minute. Semenjak itu nama Skid Row semakin tenggelam. Keeksisan mereka mulai pudar,hanya saja penggemar setia nya dan pengamat musik serta kita yg menyukai musik Rock, mengetahui bahwa Skid Row pernah berjaya dan mewarnai belantika musik Rock pada akhir dekade 1980, masa di mana musik Rock dan Metal berjaya.

    Inilah Stadion Terbesar Di Dunia



    Stadion Rungrado May Day. (Foto: dok.SOCCER) 
    Stadion-stadion di Eropa memang terkenal dengan fasilitas modern dan lengkap. Namun, jika melihat dari kapasitasnya, ternyata tak ada satupun stadion di Eropa ataupun belahan dunia manapun yang mampu menyaingi Stadion Rungrado May Day milik Korea Utara.
    Mungkin beberapa orang baru melihat perkembangan sepak bola Korut setelah timnas mereka tampil cukup baik di Piala Dunia 2010, di Afrika Selatan. Tapi, ternyata mereka juga sudah lebih dulu memiliki stadion megah ketimbang beberapa negara-negara lain.
    Stadion Rungrado May Day atau yang dikenal juga dengan nama Stadion Kim Jong-Il, memiliki kapasitas 150.000 tempat duduk, jauh lebih besar dibanding Stadion Camp Nou milik Barcelona (98.000) ataupun Real Madrid dengan Santiago Bernabeu (89.000).
    Stadion yang terletak di Ibukota Korut, Pyongyang, ini pertama kali dibuka sejak 21 tahun silam, atau pada 1 Mei 1989. Selain untuk menggelar pertandingan sepak bola, di dalamnya juga memiliki fasilitas olahraga lain seprti trek lari, kolam renang, sauna, serta kamar-kamar yang biasa dipergunakan oleh para atlit.
    Kendati diutamakan untuk menggelar sepak bola, stadion dengan luas tanah sekitar 207 ribu meter persegi ini juga bisa dipergunakan untuk acara kenegaraan ataupun festival-festival tradisional Korut.
    Fasilitas-fasilitas lain stadion bertinggi 60 meter ini antara lain 80 pintu, sepuluh lift, ruang rekreasi, dan restoran. Meski dari segi fasilitas masih kalah modern ketimbang beberapa stadion di Eropa, namun setidaknya Rungrado May Day mampu tercatat sebagai stadion terbesar di dunia. (Irawan)
    Rungrado May Day. (Foto: dok.SOCCER)
    10 stadion terbesar di dunia:
    1. Rungrado May Day (Korut) - 150.000
    2. Salt Lake (India) - 120.000
    3. Michigan (AS) - 109.901
    4. Beaver (AS) - 107.282
    5. Estadio Azteca (Meksiko) - 105.491
    6. Neyland (AS) - 102.459
    7. Ohio (AS) - 102.329
    8. Bryant-Denny (AS) - 101.000
    9. Darrell K. Royal-Texas Memorial (AS) - 100.119
    10. Melbourne Cricket Ground (Australia) - 100.018

    Zidane Cilik Jadi Idola Youtube


    Enzo Zidane/ dok.SOCCER 
    Masih berusia muda, namun teknik dan skill individunya sudah menyerupai sang ayah. Itulah Enzo Zidane, putra tertua maestro sepak bola asal Prancis, Zinedine Zidane. Kini, nama Enzo mulai mencuat dan jadi primadona bersama tim junior Real Madrid.
    Enzo saat ini masih berusia 15 tahun. Namun kemampuannya di tim junior Madrid sudah sangat menonjol. Bahkan, di skuadnya dia dipercaya mengenakan nomor punggung 10, sesuai dengan posisi yang dimainkannya sebagai gelandang serang.
    Sebagai putra seorang maestro, wajar rasanya jika kepopuleran Enzo-pun kini juga sudah mendunia. Bayangkan saja, video penampilan Enzo di Youtube  sudah ditonton sekitar 4,83 juta orang dari seluruh penjuru dunia. Video itu mempertontonkan skill Enzo saat tampil di Mediterranean International Cup (MIC) 2007 melawan Barcelona.
    Salah satu aksi yang paling disukai adalah tendangan bebas langsung Enzo yang bersarang di gawang El Barca. Pun dengan beberapa teknik individunya yang mengingatkan kepada masa kejayaan Zizou.
    "Dia benar-benar duplikat langsung dari ayahnya saat di lapangan, puji direktur olahraga Madrid, Jorge Valdano.
    Zizou dan Enzo/ dok.SOCCER
    Bukan cuma Enzo, generasi Zidane-pun diyakini masih akan berlanjut setelahnya. Adik Enzo, Luca dan Theo, juga bakal mengikuti jejak sang kakak dengan menembus skuad junior Madrid. Bahkan Luca, yang kini berusia 12 tahun, baru saja masuk ke akademi Madrid B.
    Bedanya, jika Enzo benar-benar mengikuti sang ayah dengan bermain sebagai gelandang serang, sementara Luca justru menjadi penjaga gawang. Sejak kecil Luca memang selalu dibekali sarung tangan oleh ayahnya untuk menemani saudaranya berlatih.
    Sementara, Theo, memulai bermain sepak bola dari usia 5 tahun di Canillas, sebuah akademi sepak bola terkenal di Spanyol yang juga diikuti anak Ronaldo.
    Bukan tidak mungkin 10 hingga 15 tahun mendatang ketiganya akan bahu membahu membawa Madrid berprestasi. Sekaligus mengharumkan kembali generasi kedua Zidane di Santiago Bernabeu.
    Menariknya, ada kabar kalau suatu saat nanti Enzo lebih berharap bisa memperkuat timnas Spanyol ketimbang negara yang dibela ayahnya, Prancis. Pasalnya, sejak kecil Enzo memang sudah dididik di Madrid, dan lebih dekat dengan budaya serta kehidupan di Spanyol.(Irawan)
    Aksi Enzo Zidane saat menghadapi Barcelona junior.
     


    Zinedine Zidane berlatih bersama ketiga anaknya.